Translate

Selasa, 16 Juli 2013

RPJMKel Membutuhkan Komitmen Pemerintah Kota

Mendorong implementasi perencanaan Jangka Menengah di masyarakat tidak mudah. Berbagai tantangan akan dihadapi baik pada struktur pemerintahan tingkat kabupaten/kota, pemerintahan desa/kelurahan hingga pola pikir yang selama ini telah terbentuk di masyarakat. Setidaknya inilah yang dihadapi oleh Pelaksana Harian TKPKD Kota Surakarta ketika menginisiasi penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kelurahan.

Selama ini stakeholders yang ada sudah established dengan model Musrenbangkel sehingga ketika di dorong menggunakan tools lain, butuh menyiapkan infrastruktur yang lebih komplit. Baik berupa perangkat keras (modul, ToR, panduan) maupun perangkat lunak (SDM, capacity building, lobi). Dan elemen terpenting dari semua hal adalah keterbukaan pemerintah daerah agar menerima gagasan ini. Titik tekannya terletak di komitmen yang dimiliki kepala daerah saat menerima gagasan baru.

Sabtu, 25 Mei 2013

MENGGAGAS MUSRENBANGKEL YANG BERPRESPEKTIF PADA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN BERKELANJUTAN



Hampir di semua negara persoalan kemiskinan menjadi salah satu agenda wajib yang harus segera diselesaikan, terutama dinegara berkembang terlebih negara miskin. Di negara Indonesia, persoalan ini menjadi salah satu fokus utama pemerintah selain persoalan–persoalan yang lain, misalnya : disintegrasi bangsa, keamanan nasional, konflik antar kelompok maupun golongan, korupsi dan masih banyak lagi. Dalam perencanaan pembangunan kurang lebih sudah satu dasawarsa ini, model perencanaan pembangunan yang diterapkan  pemerintah sudah partisipatif  atau tidak lagi top down seperti pada masa Orde Baru dahulu. Semangat partisipatif itu tercermin dalam Musrenbang. Yang mana harapan penguatan pada ranah civil society dapat terwujud. Spirit dari pelaksanaan Musrenbang adalah partisipasi aktif dari segenap element masyarakat, dalam menjawab kebutuhan di wilayahnya.

Sabtu, 30 Maret 2013

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN



Menggerakkan partisipasi masya- rakat bukan hanya esensial untuk mendukung kegiatan pembangunan yang digerakkan oleh pemerintah, tetapi juga agar masyarakat berperan lebih besar dalam kegiatan yang dilakukannya sendiri. Dengan demikian, menjadi tugas penting manajemen pembangunan untuk membimbing, menggerakkan, dan menciptakan iklim yang mendukung kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh masvarakat dan untuk kepentingan masyarakat ter- utama masyarakat miskin. Upaya itu dilakukan melalui kebijakan, peraturan, serta kegiatan pembangunan pemerintah yang diarahkan untuk menunjang, merangsang, dan membuka jalan bagi kegiatan pembangunan masyarakat. Dalam rangka ini, berkembang konsep pemberdayaan masyarakat yang pada hakikatnya memampukan dan memandirikan masyarakat. Namun dalam kenyataannya tidak semua program pemberdayaan masyarakat dapat berhasil sesuai dengan rencana. Bahkan ada yang jauh menyimpang dari konsep awal, sehingga menimbulkan keergantungan dan kemanjaan bagi masyarakat miskin.

Selasa, 19 Maret 2013

INOVASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN DAN BERPRESPEKTIF KEPADA PENANGGULANGAN KEMISKINAN



Absataksi
Salah satu agenda Reformasi’98 adalah  mewujudkan good governance atau tata pemerintahan yang baik, yang dimaksud dengan good governance adalah adanya mekanisme interaksi para pihak (pemerintah, lembaga legislatif dan masyarakat) secara bersama-sama untuk merumuskan berbagai kesepakatan yang berkaitan dengan manajemen pembangunan dalam suatu wilayah hukum dan administarasi tertentu.  Ada sepuluh prinsip yang harus dilaksanakan oleh para pihak untuk mencapai good governance, salah satunya adalah partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat ini merupakan faktor penentu sekaligus sebagai indikator keberhasilan pembangunan  dan keberlanjutannya, sebab perencanaan berbasis bottom up akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat, dikarenakan yang mengetahui akan kebutuhannya adalah masyarakat sendiri, bukan hanya sekedar asumsi dari beberapa gelintir penyelanggara negara, dengan sendirinya tolok ukur keberhasilan pembangunan adanya peran aktif partispasi masyarakat dalam perencanaan. 

Minggu, 17 Maret 2013

KEMISKINAN dan PEMISKINAN



Abstraksi
Slogan memerangi kemiskinan sering kita dengar sejak bangsa ini lepas dari penjajahan, sejak saat itu para pendiri dan pemimpin bangsa sudah banyak melahirkan berbagai program penanggulangan kemiskinan didalam berbagai strategi yang terkemas mulai dari MANIPOL/USDEK”nya Soekarno, “REPELITA”nya Soeharto, hingga dijaman Otonomi daerah dengan slogan Ekonomi kerakyatan berbasis Pancasila diera reformasi, ternyata Pemerintah belum mampu menekan angka kemiskinan, sehingga berbanding terbalik dengan propaganda dan klaim keberhasilan programnya, yang didukung dengan sajian angka dan grafik statistik yang begitu fantastik, pada faktanya hampir disetiap detik kita masih saja mendengar maupun melihat rintihan dan keputus-asaan dan ketidak berdayaan simiskin. Padahal alokasi  anggaran untuk pengentasan kemiskinan jumlahnya sangatlah besar yang dikemas dengan berbagai program pengentasan kemiskinan seperti pemberian dana Bantuan Langsung Tunai (BLT), pemberian beras untuk rakyat miskin (Raskin), pemberian dana Biaya Operasional Sekolah (BOS), program pendidikan gratis untuk siswa/pelajar tidak mampu, pelayanan kesehatan gratis untuk keluarga tidak mampu, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri), Program Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Begitu juga dengan kebijakan pemerintah untuk mengalokasikan 20% anggaran APBN untuk dunia pendidikan dan masih banyak lagi program dalam bentuk lain, yang dibeayai APBN / APBD bahkan hutang negara.  

Rabu, 13 Maret 2013

Catatan pinggir dari CLUSTER 3 TKPKD Surakarta



Kebijakan Cluster III TKPKD Kota Surakarta sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di Usaha kecil dan Mikro, memprioritaskan pada usaha yang terancam “Kolaps”. Beberepa jenis usaha telah di inventarisir memiliki karakteristik yang diharapkan akan didorong menjadi usaha komunal. Adapun karakteristik usaha terse- but adalah :
1.     Konsep usaha “Ban Berjalan”
Konsep usaha ban berjalan adalah, usaha yang memiliki komponen yang cukup banyak dan dirangkai menjadi satu produk di finishingnya. Masing-masing komponen dikerjakan oleh kelompok yang berbeda, sehingga untuk menghasilkan satu produk melibatkan banyak orang. Pengrajin Shuttle Cocks dan sangkar burung dipilih untuk dijadikan model penanggulangan kemiskinan, yang akan difasilitasi tahun anggaran 2013.