Sering kita dijejali suguhan berita berhasilnya pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah dengan angka statistik yang begitu fantastis, dimana pemerintah telah mampu menekan dan menurunkan angka kemiskinan, dari sajian angka statistik tersebut merupakan bukti keberhasilan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Begitu pula alokasi anggaran yang digelontorkan kedalam bentuk program penanggulangan kemiskinan BOS, RASKIN, JAMKESMAS, PNPM Perkotaan maupun Pedesaan, Bantuan RTLH dan masih banyak lagi program semacam, tak bisa dikatakan kecil.
Namun yang mengherankan ketika kita sedikit melangkah masuk kedalam perkampungan dibalik gedung gedung mewah, kita akan disuguhi sebuah fakta yang justru berbanding terbalik dengan laporan data data statistik yang disusun dan disuguhkan kemasyarakat, dari tahun ketahun kondisi perkampungan kumuh bukannya semakin menghilang seiring dengan digerujugnya berbagai program, namun bertambah kumuh dan pengap disana sini masih semakin keras sibayi melolong kekurangan gizi, sedangkan siibu terkapar dipembaringan didera penyakit tanpa bisa berobat, sambil menahan lapar menunggu anak sulungnya pulang dari megamen ditrotar jalan.
Pertanyaan mendasarnya, duit sebesar itu pada lari kemana jika pemandangan itu tak pernah hilang, mengapa justru semakin tahun jumlah keluarga miskin bukannya semakin menurun namun malah menanjak seiring dengan bertambahnya alokasi dana untuk memeranginya ?
Dimanakah letak kesalahanya, bagaimana dengan sistem untuk menjalankan program, bagaimana dengan sistem koordinasi pelaksanaan program yang dijalankan, atau mungkin terlalu tikus yang menyertai dalam pelaksanaan program ?
film dokumentasi ini, menceriterakan bukti otentik kondisi lapangan bahwa sesungguhnya statement penguasa telah berhasil menekan laju angka keluarga miskin patut dipertanyakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar