Mendorong implementasi perencanaan Jangka Menengah di masyarakat tidak
mudah. Berbagai tantangan akan dihadapi baik pada struktur pemerintahan
tingkat kabupaten/kota, pemerintahan desa/kelurahan hingga pola pikir
yang selama ini telah terbentuk di masyarakat. Setidaknya inilah yang
dihadapi oleh Pelaksana Harian TKPKD Kota Surakarta ketika menginisiasi
penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kelurahan.
Selama ini stakeholders yang ada sudah established dengan model
Musrenbangkel sehingga ketika di dorong menggunakan tools lain, butuh
menyiapkan infrastruktur yang lebih komplit. Baik berupa perangkat keras
(modul, ToR, panduan) maupun perangkat lunak (SDM, capacity building,
lobi). Dan elemen terpenting dari semua hal adalah keterbukaan
pemerintah daerah agar menerima gagasan ini. Titik tekannya terletak di
komitmen yang dimiliki kepala daerah saat menerima gagasan baru.
Selasa, 16 Juli 2013
Sabtu, 25 Mei 2013
MENGGAGAS MUSRENBANGKEL YANG BERPRESPEKTIF PADA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN BERKELANJUTAN
Hampir di semua negara persoalan kemiskinan menjadi salah
satu agenda wajib yang harus segera diselesaikan, terutama dinegara berkembang
terlebih negara miskin. Di negara Indonesia, persoalan ini menjadi salah satu
fokus utama pemerintah selain persoalan–persoalan yang lain, misalnya :
disintegrasi bangsa, keamanan nasional, konflik antar kelompok maupun golongan,
korupsi dan masih banyak lagi. Dalam perencanaan pembangunan kurang lebih sudah satu dasawarsa ini, model
perencanaan pembangunan yang diterapkan pemerintah sudah
partisipatif atau tidak lagi top down seperti pada masa Orde Baru dahulu.
Semangat partisipatif itu tercermin dalam Musrenbang. Yang mana harapan penguatan
pada ranah civil society dapat terwujud. Spirit dari pelaksanaan Musrenbang
adalah partisipasi aktif dari segenap element masyarakat, dalam menjawab
kebutuhan di wilayahnya.
Sabtu, 30 Maret 2013
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN
Menggerakkan partisipasi masya- rakat bukan hanya esensial untuk mendukung
kegiatan pembangunan yang digerakkan oleh pemerintah, tetapi juga agar masyarakat
berperan lebih besar dalam kegiatan yang dilakukannya sendiri. Dengan demikian,
menjadi tugas penting manajemen pembangunan untuk membimbing, menggerakkan, dan
menciptakan iklim yang mendukung kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh
masvarakat dan untuk kepentingan masyarakat ter- utama masyarakat miskin.
Upaya itu dilakukan melalui kebijakan, peraturan, serta kegiatan pembangunan
pemerintah yang diarahkan untuk menunjang, merangsang, dan membuka jalan bagi
kegiatan pembangunan masyarakat. Dalam rangka ini, berkembang konsep
pemberdayaan masyarakat yang pada hakikatnya memampukan dan memandirikan
masyarakat. Namun dalam kenyataannya tidak semua program pemberdayaan
masyarakat dapat berhasil sesuai dengan rencana. Bahkan ada yang jauh
menyimpang dari konsep awal, sehingga menimbulkan keergantungan dan kemanjaan
bagi masyarakat miskin.
Selasa, 19 Maret 2013
INOVASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN DAN BERPRESPEKTIF KEPADA PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Absataksi
Salah satu agenda Reformasi’98 adalah mewujudkan good
governance atau tata pemerintahan yang baik, yang dimaksud dengan good governance adalah adanya mekanisme
interaksi para pihak (pemerintah, lembaga legislatif dan masyarakat) secara
bersama-sama untuk merumuskan berbagai kesepakatan yang berkaitan dengan
manajemen pembangunan dalam suatu wilayah hukum dan administarasi tertentu. Ada sepuluh prinsip yang harus dilaksanakan
oleh para pihak untuk mencapai good governance, salah
satunya adalah partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat ini merupakan
faktor penentu sekaligus sebagai indikator keberhasilan pembangunan dan keberlanjutannya, sebab perencanaan
berbasis bottom up akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat, dikarenakan yang
mengetahui akan kebutuhannya adalah masyarakat sendiri, bukan hanya sekedar
asumsi dari beberapa gelintir penyelanggara negara, dengan sendirinya tolok
ukur keberhasilan pembangunan adanya peran aktif partispasi masyarakat dalam
perencanaan.
Minggu, 17 Maret 2013
KEMISKINAN dan PEMISKINAN
Abstraksi
Slogan
memerangi kemiskinan sering kita dengar sejak bangsa ini lepas dari penjajahan,
sejak saat itu para pendiri dan pemimpin bangsa sudah banyak melahirkan berbagai
program penanggulangan kemiskinan didalam berbagai strategi yang terkemas mulai
dari “MANIPOL/USDEK”nya Soekarno, “REPELITA”nya Soeharto, hingga
dijaman Otonomi daerah dengan slogan Ekonomi kerakyatan berbasis Pancasila
diera reformasi, ternyata Pemerintah belum mampu menekan angka kemiskinan, sehingga berbanding
terbalik dengan propaganda dan klaim keberhasilan programnya, yang didukung dengan
sajian angka dan grafik statistik yang begitu fantastik, pada faktanya hampir
disetiap detik kita masih saja mendengar maupun melihat rintihan dan keputus-asaan
dan ketidak berdayaan simiskin. Padahal
alokasi anggaran untuk pengentasan
kemiskinan jumlahnya sangatlah besar yang dikemas dengan berbagai program pengentasan kemiskinan seperti
pemberian dana Bantuan Langsung Tunai (BLT), pemberian beras untuk rakyat
miskin (Raskin), pemberian dana Biaya Operasional Sekolah (BOS),
program pendidikan gratis untuk siswa/pelajar tidak mampu, pelayanan kesehatan
gratis untuk keluarga tidak mampu, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri (PNPM Mandiri), Program Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Begitu juga dengan kebijakan pemerintah untuk
mengalokasikan 20% anggaran APBN untuk dunia pendidikan dan masih banyak
lagi program dalam bentuk lain, yang dibeayai APBN / APBD bahkan hutang negara.
Rabu, 13 Maret 2013
Catatan pinggir dari CLUSTER 3 TKPKD Surakarta
Kebijakan Cluster III TKPKD Kota Surakarta sebagai upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di Usaha kecil dan Mikro, memprioritaskan pada usaha yang terancam “Kolaps”. Beberepa jenis usaha telah di inventarisir memiliki karakteristik yang diharapkan akan didorong menjadi usaha komunal. Adapun karakteristik usaha terse- but adalah :
1. Konsep usaha “Ban Berjalan”
Konsep usaha ban berjalan adalah, usaha yang memiliki
komponen yang cukup banyak dan dirangkai menjadi satu produk di finishingnya.
Masing-masing komponen dikerjakan oleh kelompok yang berbeda, sehingga untuk
menghasilkan satu produk melibatkan banyak orang. Pengrajin Shuttle Cocks dan
sangkar burung dipilih untuk dijadikan model penanggulangan kemiskinan, yang
akan difasilitasi tahun anggaran 2013.
Senin, 11 Maret 2013
POTRET KEHIDUPAN
Sering kita dijejali suguhan berita berhasilnya pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah dengan angka statistik yang begitu fantastis, dimana pemerintah telah mampu menekan dan menurunkan angka kemiskinan, dari sajian angka statistik tersebut merupakan bukti keberhasilan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Begitu pula alokasi anggaran yang digelontorkan kedalam bentuk program penanggulangan kemiskinan BOS, RASKIN, JAMKESMAS, PNPM Perkotaan maupun Pedesaan, Bantuan RTLH dan masih banyak lagi program semacam, tak bisa dikatakan kecil.
Minggu, 10 Maret 2013
Enam Kelurahan Siap Inisiasi RPJMKel Pada Maret 2013
Membedah problem-problem kemiskinan selalu memiliki
keterkaitan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Untuk kawasan yang
homogen relatif tidak cukup sulit menemukenali problem yang ada. Sedangkan di
perkotaan, penggalian akar kemiskinan dengan Analisa Kemiskinan Partisipatif
memberi tantangan yang berbeda.
Kondisi inilah yang sedang dihadapi oleh Tim Koordinasi Pengentasan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Solo dalam uji penyusunan RPJMKel di 2 kelurahan. Penggalian masalah berbasis 5 isu hak dasar dikerjakan di Sewu dan Joyontakan mulai Oktober tahun lalu. Proses penggalian masalah dimulai dari penggalian masalah di RW.
Kondisi inilah yang sedang dihadapi oleh Tim Koordinasi Pengentasan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Solo dalam uji penyusunan RPJMKel di 2 kelurahan. Penggalian masalah berbasis 5 isu hak dasar dikerjakan di Sewu dan Joyontakan mulai Oktober tahun lalu. Proses penggalian masalah dimulai dari penggalian masalah di RW.
Tahap selanjutnya membedah kondisi kelurahan dengan 3 alat
yakni Kalender Tahunan, Analisa Kecenderungan (tren) serta Analisa Peran Lembaga.
Harapannya dapat terpetakan kondisi riil yang dihadapi masyarakat. Berdasar
pengalaman 6 bulan itu, ternyata menarik bagi LPMK di 2 Kelurahan yakni
Kemlayan dan Joyotakan.
Jumat, 08 Maret 2013
Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kota Surakarta
Salah satu Strategi TKPKD Kota Surakarta melakukan proses percepatan
penanggulangan kemiskinan dengan cara melakukan revitalisasi pemukiman yang terintegrasi dan berbasis partisipasi serta upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan jaminan
sosial pada kalurahan "merah" [ Kalurahan yang memiliki
kantong kemiskinan tinggi ] . Setidaknya ada 5 (lima) Kalurahan antara lain : Semanggi,
Bumi, Joyotakan, Keprabon, dan Sudiroprajan. Masing-masing kelompok program TKPKD melakukan berbagai persiapan
salah satunya menginventarisir program-program penataan permukiman yang dimiliki
berbagai institusi yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2012. Setidaknya
ada 7 (tujuh) lembaga, baik program Kementrian, SKPD, BUMD dan I NGO's mempunyai komitmen untuk saling bekerja bersama dalam penataan permukiman di wilayah sasaran yaitu Kalurahan Semanggi. dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi, Jaminan Sosial dan Pemberdayaan masyarakat, telah disiap program
pendukung yang dibiayai alokasi anggaran tahun 2013.
MENGUKUR KEPUASAN MASYARAKAT ATAS LAYANAN KESEHATAN (PKMS)
Sebagai
bentuk evaluasi atas pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kota
Surakarta, TKPKD Kota Surakarta bekerjasama dengan Pattiro Solo bertempat di Rumah Makan Anggur (21/1/2013)
mengadakan Sarasehan atas layanan Program Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (PKMS). Kegiatan ini
merupakan tindak lanjut dari proses penggalian masalah pelaksanaan layanan
pendidikan BPMKS di tingkat
masyarakat yang sudah dilakukan beberapa minggu sebelumnya oleh Pattiro. “Sarasehan ini dimaksudkan untuk
mengkonfrontir antara temuan di tingkat masyarakat dan penyedia layanan
khususnya puskesmas, RSUD dan rumah sakit swasta rekanan kerjasama PKMS”
diungkapkan oleh Shemmy Samuel Rory, pelaksana harian TKPKD Kota Surakarta.
Kamis, 07 Maret 2013
Kunjungan Kerja DIRJEN PMD
Disela kunjungannya ke Sekretariat TKPKD Kota Surakarta Dirjen PMD memberikan apresiasi terhadap inovasi-inovasi kegiatan/program yang dilakukan TKPKD, dimana saat ini TKPKD Kota Surakarta tengah melakukan uji coba bersama stakeholders kelurahan menyusun Strategi Penanggulangan kemiskinan tingkat kelurahan (SPK Kelurahan), dengan methode PPA ditingkat RW dan tingkat Kelurahan, selain menyusun SPK Kelurahan TKPKD Kota Surakarta, tengah menginovasi RPJM Kelurahan perkotaan, sebuah perencanaan pembangunan jangka menengah berkelanjutan selama 5 tahun yang terintegrasi dalam Perencanaan Pembangunan Kelurahan, hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan keluaran MUSRENBANGKEL berprespektif percepatan penanggulangan kemiskinan dokumen RPJM Kelurahan tersebut dalam implementasinya akan dikawal oleh TKPK Kelurahan. @seser|3|2013.
Senin, 25 Februari 2013
Menanti MUSRENBANG yang optimal
Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kota Solo
terutama tingkat kelurahan pada awal bulan Februari ini telah selesai.
Musrenbangkel 2012 untuk penyusunan anggaran 2013 diselenggarakan di 51
kelurahan yang ada di 5 kecamatan. Meski sudah 11 tahun lamanya namun
masih ada penyelenggaraan Musrenbang yang bersifat formalistik, normatif
dan monoton. Ada beberapa kelurahan yang mampu mengoptimalkan ajang itu
tetapi juga ada yang seperti "biasanya".
Rabu, 20 Februari 2013
Pentingnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kelurahan (RPJMKel)
Ribuan usulan selalu muncul tiap tahunnya di Musrenbang. Dalam arti
kata, pemerintah kota sebenarnya tidak akan pernah kekurangan bahan
dalam menyusun rencana strategis mereka. Lalu mengapa dalam setiap
tahunnya selalu muncul kekecewaan bahwa banyak usulan yang tidak
terakomodir. Hasil musrenbang seringkali tidak singkron dengan Rencana
Kerja SKPD Kota. Persoalan kalender perencanaan yang tidak mempunyai
titik temu antara SKPD dan Musrenbang Kelurahan menjadi kambing hitam
pertama, selain memang ada factor penting lain yaitu “Ego Sektoral” yang
sering diterjemahkan sebagai terserah maunya SKPD.
Selasa, 19 Februari 2013
INOVASI AKSELERASI PK DI KOTA SURAKARTA
abstraksi
Kemiskinan
merupakan masalah yang hampir dialami oleh semua negara berkembang, terutama
negara yang berjumlah penduduk besar. Bagi Indonesia, kemiskinan adalah masalah
nasional, sehingga pemerintah berupaya memecahkan persoalan kemiskinan dengan
berbagai program. Namun, pada umumnya, hasil program belum bisa dikatakan cukup
berarti, karena jumlah orang miskin semakin bertambah, bahkan tetap menyisakan
masalah,Slogan Waras, Wareg, Wasis dan Mapan papan, merupakan upaya
Langganan:
Postingan (Atom)